Pemprov DKI Jakarta melalui Kementerian Negara BUMN berencana mengurangi Karya menjadi hanya tiga perusahaan. Beberapa usulan merger, antara lain merger PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson mengatakan pihaknya sudah menerima pemberitahuan usulan tersebut dan sedang melakukan perhitungan biaya. “Surat persiapannya sudah kita terima, tapi masih kita lakukan sendiri-sendiri, jadi harus kita slot bonus new member 100 di awal to 10x selesaikan sendiri, termasuk penyidikannya, tapi sendiri-sendiri. “Jadi kalau iklim segera turun, masing-masing kita punya harga, kita punya nilai pasar yang wajar,” kata Entus dalam jumpa pers usai RUPS, Senin (1/4/2024).
Lebih lanjut Entus menyatakan, proses pengurangan tersebut bukan berupa merger atau kombinasi bisnis. Namun akan berbentuk holding dan subholding. Untuk saat ini, Adhi Karya harus menjadi holding jika ketiga perusahaan tersebut merger. Jadi, tidak ada kaitannya kalau ada induk dan anak.
Induk dari ketiga perusahaan ini yang modalnya paling besar, ADHI, kata Entus. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan merger perusahaan atau upaya kerja sama ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat Karya.
Mengingat salah satu tujuan reformasi yang diusung Erick adalah membuat lembaga negara lebih efisien. Harapannya, pembagian kerja tidak membuat BUMN Karya menjadi “palugada”. Artinya, tugas yang berbeda akan dilaksanakan menurut kelompok dan kelasnya. “Penggabungan Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya akan fokus pada sektor engineering, pengadaan dan konstruksi (EPC).
Spesialisasinya akan berbasis pada hidrolika, infrastruktur kereta api dan banyak hal serupa lainnya. “Yang kita lakukan adalah meningkatkan kesehatan dan meningkatkan kesehatan,” kata Erick Thohir.
Afiliasi BUMN Karya lainnya adalah Hutama Karya (HK) dan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang akan fokus pada bisnis jalan tol, non tol, gedung perkantoran, dan properti residensial. Selanjutnya Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PP (Persero) Tbk (PTPP) akan fokus di banyak bidang seperti pelabuhan, bandara, dan akan terus masuk untuk membuat rumah karena masih ada barang yang tertinggal. .
Pemerintah berencana membubarkan BUMN Karya, demikian tanggapan Waskita Beton
Kementerian BUMN sedang mempertimbangkan untuk menggabungkan departemen infrastruktur BUMN atau Karya BUMN. Nantinya akan terjadi penggabungan banyak perusahaan sehingga hanya ada 3 perusahaan negara.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) Poerbayu Ratsunu mengatakan merger PT Hutama Karya Persero dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih dalam pembahasan di lingkungan Kementerian BUMN.
“Kami belum lihat idenya apa, tapi menurut kami Hutama Karya juga punya hal yang berbeda, tapi hanya 1 perusahaan, WSBP punya 9 perusahaan dan kami Tbk. Biar 1 perusahaan masuk Waskita Beton atau berbeda, kami tidak. Belum tahu. Saya tahu, “kata Poerbayu dalam jumpa pers, Selasa (26/3/2024). Poerbayu menambahkan, sejauh ini pembahasan ide tersebut belum sampai ke para pembantu.
Menteri BUMN Erick Thohir akan melakukan tiga merger, yakni yang pertama merger PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Deuxièm, ụma pt ADI Karya (Perfero) TBK Avec Brantras Et Nindya Kura.
Trosis Pt Pt Pembangangan Peruman (Perfero) Ou PTPP Avec Pt Wijaya Karya Wijaya (Perfero) TBK. Erick mengatakan setiap pekerjaan akan digunakan pada awalnya 3-3 karya tyssters.
Artinya, HK dan Bekita akan fokus pada jalan untuk tumbuh, pusat non-pajak, bisnis, dan bisnis. Sedangkan Wika, PP dan Adhi Karya tidak akan beroperasi di sektor yang dikuasai HK-Waskita. Namun, masing-masing mempunyai bagiannya masing-masing.
Selanjutnya, Adhi Karya-Nindya Karya akan fokus pada sektor engineering, pengadaan dan konstruksi (EPC). Spesialisasinya akan fokus pada hidrolika, peralatan kereta api dan banyak hal serupa lainnya.